Kemenag Jajaki Kerjasama dengan Turki di Bidang Lektur dan Khazanah

By Admin

nusakini.com--Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang-Diklat Kementerian Agama Muhammad Zain mengatakan bahwa Kementerian Agama saat ini tengah menjajaki kerjasama dalam bidang lektur dan khazanah keagamaan dengan Islam Arastirmalari Merkezi (ISAM) di Turki. Hal ini disampaikan M Zain saat menjadi salah satu pembicara pada Diskusi Kajian Islam Nusantara di Rumah Dinas Menteri Agama, Widya Chandra, Jakarta. 

"Lektur dan Khazanah mengirim tim berkunjung ke Turki untuk menjajaki kerja sama di bidang Lektur dan Khazanah. Ada beberapa tempat kami kunjungi, salah satunya adalah Islam Arastirmalari Merkezi (ISAM), yaitu: Lembaga Penelitian Khusus Islam dan Budaya Turki di Kota Istanbul," terang M Zain, Sabtu (07/04). 

Menurutnya, ISAM berdiri pada 1988. Lembaga ini berada di bawah naungn Türkiye Diyanet Vakfi (Turkiye Diyanet Foundation) yang dibangun pada 1975. Tujuannya mensupport Diyanet Isleri Baskanligi (kegiatan kementerian agama). Lembaga ini didirikan untuk memberikan kontribusi dalam menggali pengetahuan dan kebenaran serta presentasi yang kuat tentang sejarah Turki, budaya, dan peradabannya. ISAM mensupport proyek-proyek nasional dan internasional untuk mengkomunikasikan hasil-hasil yang dicapai, kepada masyarakat ilmuwan yang lebih luas. ISAM juga melaksanakan seminar, konferensi, menerbitkan buku dan jurnal-jurnal serta ensikolpedia. 

"Fokus ISAM adalah pengetahuan Islam yang dapat memberikan kontribusi, khususnya kepada Turkish studies. Untuk menuju ke sini, ISAM melakukan penelitian baik dari sisi khazanah masa lampau maupun metode pengetahuan modern," terang M Zain yang baru kembali ke Tanah Air Jum'at (06/04) malam.  

M Zain mengatakan, ISAM menyambut baik kedatangan delegasi Lektur dan Khazanah dan menunjukkan artikel-artikel terkait Indonesia. "Kami juga berkunjung ke Islam Isbirligi Teskilati (IRCICA); sebuah lembaga riset berteknologi tinggi di Istanbul yang merupakan lembaga internasional yang berkonsentrasi pada riset, publikasi, dokumentasi dan informasi mengenai sejarah dunia Islam, seni budaya dan peradaban. Organisasi yang berdiri pada 1980 ini, berada dibawah komando Organisasi Islam International (OKI) Bidang Kebudayaan," imbuh M Zain.  

M Zein bercerita, pimpinan IRCICA, Halit Eren menyatakan, banyak hal bisa dikerjasamakan dengan Lektur, antara lain: traning staff untuk konservasi, serta mengadakan konferensi internasional. "Alhamdulillah, MoU yang sudah kami siapkan, disetujui dan ditandatangani kedua belah pihak," imbuh Kapus.  

M Zain melihat, IRCICA memiliki perpustakaan digital yang memberi akses kepada pengunjung baik lokal maupun internasional. Semua buku dan mansukrip yang sudah didigital, dapat diakses oleh penggunanya di berbagai tempat. Dengan mengikuti petunjuk dari website https://e-library.ircica.org/search/?act=direct-search&collections=58, maka buku-buku dan mansukrip yang ada di perpustakaan ini dapat diakses. 

Ruang koleksi buku, kata M Zain, ditempatkan di ruang khusus dan semua buku diberi chip yang ditempelkan di bagian depan buku. Chip ini berfungsi sebagai alat digital untuk memudahkan pendataan, pencarian, dan penghitungan buku. Chip ini juga menjadi alarm jika ada yang mengambil buku tanpa izin. 

"Cukup dengan meletakkan alat seperti alat gesek kartu debit atau credit card di dekat rak buku, semua buku terdata dengan sangat baik. Alarm akan berbunyi jika ada buku yang terlewat dalam pendataan," tambah M Zain. 

M Zain melihat, alat digitalisasi di sana sangat canggih. Cukup meletakkan buku atau naskah yang akan didigitalkan, ditutup dengan alat penutup dari kaca, lampu di atas alat ini menyala, maka foto naskah tersebut langsung muncul di komputer dengan resolusi yang sangat bagus. 

Sejauh ini IRCICA sudah melakukan sejumlah publikasi, antara lain: buku-buku dan prosiding mengenai album foto sejarah, Arkeologi Islam, Kompetisi Kaligrafi, biografi, Science and Islamic Civilization, dan Islamic culture and heritage. Selain mempublikasi hasil-hasil penelitian, IRCICA juga menyelenggarakan beberapa training di bidang preservasi naskah klasik dan Seni Islam (Islamic art). 

"IRCICA juga melakukan beberapa international conference di bidang protecting cultural heritage in the Moslem world, Islamic solidarity-harmony of relegious and culture diversity, History and Heritage, Islamic Art and Technology symposium, dan lain sebagainya," terang M Zain.  

Selain ke Istanbul, Tim Lektur juga berkunjung di makam dan museum Jalaluddin Rumi di Kota Konya dan Kota Ankara, Ibukota Turki Modern.  

Kajian Islam Nusantara ini terselenggara atas kerja sama antara Islam Nusantara Center dengan Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang-Diklat Kemenag.(p/ab)